Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sunday 29 March 2009

Mampukah engkau . . .

Tahukah engkau. .
Bagaimana Tuhan menciptakanmu
dengan segumpal tanah dari rahim ibumu
engkau begitu sempurna dimataku
tapi dalam hatiku
tiada sempurnanya engkau bagiku

begitukah egomu
dalam langkah menyongsong hari
tanpa hati nurani yang tak terpilih
hanya kar'na tak mampu mencintai seseorang

tapi ku yakin pasti
dengan tangan yang memberi
engkau mampu 'tuk mencintainya
namun di dalam hatimu
tak mampu 'tuk bahagiakannya

ku yakin kau mampu pula
'tuk menyayangi dirinya
tapi tak mampu 'tuk korbankan rasa sayangmu
hanya kar'na takut 'tuk menyakitimu

biarkan smua berjalan seiring waktu
biarkan smua hidup ini terjadi dengan wajar
sentuhan kasihmu hangatkan sekujur tubuhku
kau rasuki relung hatiku dengan belaianmu
kalbu dalam kegelapan yg tak mampu lepaskanmu
biarkan smua rasa ini
tertinggal dalam kenangan
dan menjadi memori yang indah dalam hidup

Kenangan masa kecil indah itu

Tak terasa hari mulai berganti, dan sang waktupun terus berputar tiada henti. Teringatku akan memori indah bersama seorang kekasih hati yang sangat ku puja dan sangat ku sayang. Meski hanya beberapa tahun lamanya..dan smua itu tidak akan terganti dengan yang lain meski sebentar memegang erat tangan kecilku, semenjak dia tak ada lagi dalam kehidupanku smuanya menjadi begitu sangat gelap dan akhirnya tak sama dengan apa yang gw harapkan. Hari ini gw menulis dan hari ini juga gw persembahkan untuk orang yang kusayang yang jauh dari kehidupanku, dan yang pasti suatu saat TUHAN punya rencana yang lebih indah dari masa kecilku yang tidak mengenakan. Dan semoga kebahagiaan ini akan menghampiriku dengan kehadiran dia kembali dalam kehidupanku.
PAPA AKU SAYANG KAMU, AKU MERINDUKANMU, MERINDUKAN SMUA YANG ADA DI DIRIMU, PAPA KUHARAPKAN ENGKAU DATANG UNTUKKU.meski aku tak lagi kecil,aku sudah dewasa dan engkau tak sempat melihat hari-hari yang kulalui segera beranjak dewasa.

I LOVE PAPA

Kenangan masa kecil indah itu

Tak terasa hari mulai berganti, dan sang waktupun terus berputar tiada henti. Teringatku akan memori indah bersama seorang kekasih hati yang sangat ku puja dan sangat ku sayang. Meski hanya beberapa tahun lamanya..dan smua itu tidak akan terganti dengan yang lain meski sebentar memegang erat tangan kecilku, semenjak dia tak ada lagi dalam kehidupanku smuanya menjadi begitu sangat gelap dan akhirnya tak sama dengan apa yang gw harapkan. Hari ini gw menulis dan hari ini juga gw persembahkan untuk orang yang kusayang yang jauh dari kehidupanku, dan yang pasti suatu saat TUHAN punya rencana yang lebih indah dari masa kecilku yang tidak mengenakan. Dan semoga kebahagiaan ini akan menghampiriku dengan kehadiran dia kembali dalam kehidupanku.
PAPA AKU SAYANG KAMU, AKU MERINDUKANMU, MERINDUKAN SMUA YANG ADA DI DIRIMU, PAPA KUHARAPKAN ENGKAU DATANG UNTUKKU.meski aku tak lagi kecil,aku sudah dewasa dan engkau tak sempat melihat hari-hari yang kulalui segera beranjak dewasa.

I LOVE PAPA


Tuesday 24 March 2009


  • menjadi org lebih baik i2 gampang,tp lebih gampang kalau kita baik pada org lain lebih gampang kalau kita tersenyum pada org lain
  • bangga bukan berarti sombong tp bangga dlm arti kita patut u/bangga dg ap yg tlah kita capai dlm hidup nie..
  • pantang menyerah,gagal bukan berarti menyerah tetapi maju u/terus menghasilkan sebuah karya yg lbh baik dr sebelumnya
  • tak takut diprotes,hdp ini penuh tantangan jd jgn takut bila org memprotes pendapat n hasil karya kita
  • susah,jgn tkt kalau kita sdg susah tp lakukan i2 smua dg santai n tanpa harus menguras otak n pikiran
  • gampang bergaul,dg siapapun akrab tak pnh pilih2 teman dg kita begitu teman kita akn smakin banyak
  • buat 1 notes harapan hr esok stiap hari dg begitu hdp akn menjadi lbh baik

Sunday 22 March 2009

AKU BUKAN SEORANG WANITA ..

Aku bukanlah seorang wanita romantis
yang mampu buatmu tersa nyaman
Aku bukanlah seorang wanita yang humoris
yang mampu buatmu tertawa
Aku bukanlah seorang wanita pujangga cinta
yang mampu buatmu jatuh cinta
Aku bukanlah seorang wanita yang baik
yang berani menyakitimu
Aku bukanlah seorang wanita yang bijak
yang mampu buatmu tertegun
Aku bukanlah seorang wanita yang pintar
yang mampu buatmu tersenyum
Aku bukanlah seorang wanita yang hebat
sebagai pahlawanmu
Aku bukanlah seorang wanita yang cantik
yang mampu 'tuk buatmu terpukau
Aku bukanlah seorang yang mampu
'tuk bahagiakanmu dengan rayuan gombalku

Thursday 12 March 2009

PANTAI


Ketika air surut aku menulis
diatas pasir sajak berbaris
kucurahkan isi hatiku
dan segenap jiwaku
ketika air pasang aku kembali
membaca apa yang kutulis
Ku dapati kebebalanku di pesisir
lepaskan emosimu keluar
sebelum terjadi
sesudah emosimu kedalam
Tak ada jiwa yang bisa
mendapatiku selain dirimu
mengunjungiku atau mengetuk pintu hatiku

Wednesday 11 March 2009

Khalil Gibran (1883-1931)

Gibran Khalil Gibran was born on January 6, 1883, to the Maronite family of Gibran in Bsharri, a mountainous area in Northern Lebanon [Lebanon was a Turkish province part of Greater Syria (Syria, Lebanon, and Palestine) and subjugated to Ottoman dominion]. His mother Kamila Rahmeh was thirty when she begot Gibran from her third husband Khalil Gibran, who proved to be an irresponsible husband leading the family to poverty. Gibran had a half-brother six years older than him called Peter and two younger sisters, Mariana and Sultana, whom he was deeply attached to throughout his life, along with his mother. Kamila's family came from a prestigious religious background, which imbued the uneducated mother with a strong will and later on helped her raise up the family on her own in the U.S. Growing up in the lush region of Bsharri, Gibran proved to be a solitary and pensive child who relished the natural surroundings of the cascading falls, the rugged cliffs and the neighboring green cedars, the beauty of which emerged as a dramatic and symbolic influence to his drawings and writings. Being laden with poverty, he did not receive any formal education or learning, which was limited to regular visits to a village priest who doctrined him with the essentials of religion and the Bible, alongside Syriac and Arabic languages. Recognizing Gibran's inquisitive and alert nature, the priest began teaching him the rudiments of alphabet and language, opening up to Gibran the world of history, science, and language. At the age of ten, Gibran fell off a cliff, wounding his left shoulder, which remained weak for the rest of his life ever since this incident. To relocate the shoulder, his family strapped it to a cross and wrapped it up for forty days, a symbolic incident reminiscent of Christ's wanderings in the wilderness and which remained etched in Gibran's memory.

At the age of eight, Khalil Gibran, Gibran's father, was accused of tax evasion and was sent to prison as the Ottomon authorities confiscated the Gibrans' property and left them homeless. The family went to live with relatives for a while; however, the strong-willed mother decided that the family should immigrate to the U.S., seeking a better life and following in suit to Gibran's uncle who immigrated earlier. The father was released in 1894, but being an irresponsible head of the family he was undecided about immigration and remained behind in Lebanon.

On June 25, 1895, the Gibrans embarked on a voyage to the American shores of New York.

The Gibrans settled in Boston's South End, which at the time hosted the second largest Syrian community in the U.S. following New York. The culturally diverse area felt familiar to Kamila, who was comforted by the familiar spoken Arabic, and the widespread Arab customs. Kamila, now the bread-earner of the family, began to work as a peddler on the impoverished streets of South End Boston. At the time, peddling was the major source of income for most Syrian immigrants, who were negatively portrayed due to their unconventional Arab ways and their supposed idleness.

In the school, a registration mistake altered his name forever by shortening it to Kahlil Gibran, which remained unchanged till the rest of his life despite repeated attempts at restoring his full name. Gibran entered school on September 30, 1895, merely two months after his arrival in the U.S. Having no formal education, he was placed in an ungraded class reserved for immigrant children, who had to learn English from scratch. Gibran caught the eye of his teachers with his sketches and drawings, a hobby he had started during his childhood in Lebanon.

Gibran's curiosity led him to the cultural side of Boston, which exposed him to the rich world of the theatre, Opera and artistic Galleries. Prodded by the cultural scenes around him and through his artistic drawings, Gibran caught the attention of his teachers at the public school, who saw an artistic future for the boy. They contacted Fred Holland Day, an artist and a supporter of artists who opened up Gibran's cultural world and set him on the road to artistic fame...

Lebanese-American philosophical essayist, novelist, mystical poet, and artist.

Gibran's works were especially influential in the American popular culture in the 1960s. In 1904 Gibran had his first art exhibition in Boston. From 1908 to 1910 he studied art in Paris with August Rodin. In 1912 he settled in New York, where he devoted himself to writing and painting. Gibran's early works were written in Arabic, and from 1918 he published mostly in English. In 1920 he founded a society for Arab writers, Mahgar (al-Mahgar). Among its members were Mikha'il Na'ima (1889-1988), Iliya Abu Madi (1889-1957), Nasib Arida (1887-1946), Nadra Haddad (1881-1950), and Ilyas Abu Sabaka (1903-47). Gibran died in New York on April 10, 1931. Among his best-known works is THE PROPHET, a book of 26 poetic essays, which has been translated into over 20 languages. The Prophet, who has lived in a foreign city 12 years, is about to board a ship that will take him home. He is stopped by a group of people, whom he teaches the mysteries of life.

Selected works:

  • ARA'IS AL MURUDJ, 1906
  • STONEFOLDS, 1907
  • ON THE THRESHOLD, 1907
  • AL-ARWAH AL-MUTAMARRIDA, 1908
  • DAILY BREAD, 1910
  • FIRES, 1912
  • AL-AJNIHA AL-MUTAKASSIRAH [The broken wings], 1912
  • DAM'AH WA-IBTISAMAH [A Tear and a Smile], 1914
  • THE MADMAN, 1918
  • AL-MAWAKIB [The Procession], 1919
  • THE FORERUNNER, 1920
  • SPIRITS REBELLIOUS, 1920
  • THE PROPHET, 1923
  • SAND AND FOAM, 1926
  • JESUS, THE SON OF MAN, 1928
  • THE EARTH GODS, 1931
  • GARDEN OF THE PROPHET, 1933
  • THE DEATH OF THE PROPHET, 1933
  • TEARS AND LAUGHTER, 1947
  • NYMPHS OF THE VALLEY, 1948

baru buat blog euy

bingung gw masih awam buat blog wakakakakak,,,
close