Tuhan memang maha bijaksana dalam
pembuat keputusan. Ketika ketidakpuasan dalam meraih kesempurnaan hidup harus
berakhir. Sudah berulang kali Aku coba untuk bertahan dalam ketidakpastian dan
kegagalan dalam membina hubungan yang siap untuk kujalani dengan serius.
Ada saja orang yang mencoba untuk menggoyahkan dan
menghancurkan hubungan yang sulit Aku jalani saat ini, berapa lama lagi Aku
harus menemukan pasangan yang benar-benar membuatku nyaman, ya membuatku merasa
nyaman dan terlindungi. Membuatku tertawa dan tidak ada beban.
Ku sadari baru ada yang benci
denganku mencoba untuk menjadikanku orang yang tak berharga, dibelakngku kau
jahat padaku di depanku pura-pura baik, kau sejatinya bukan teman baik untukku,
kaulah yang mencoba untuk menjadi pembenci dalam kepura-puran mendengar semua
ceritaku ceritamu cerita kita.
Dear kamu, Aku sudah lelah dengan
apa yang telah kau perlakukan baik padaku. Sudahlah tak usah kau lanjutkan lagi
pertemanan ini, sudahi saja pertemanan ini. Ada saja kau halangi aku agar aku
lupa segalanya yang ada di diriku, aku masih sangat ingin sekali lagi menjadi
yang terbaik disampingmu.
Demi kebahagiaan yang hakiki pun
aku berharap kamu bisa mencintaiku, belajarlah mencoba untuk menyayangiku bukan
lagi menjadi pembenci. Aku memang merindumu dan terus menjadi perindu untukmu,
kamu lah yang telah perlahan untuk membuatku sadar, bahwa hidup ini tidak
pernah ada yang pasti dan sempurna.
Sesulit apapun
Kehidupanku
Sebahagia apapun
senyumku
Ketika dirundung duka
Dibalik kesulitan itu
Terletak pula
kebahagiaan yang menanti
Tahukah, kamulah yang selama ini
kunanti bersabar dan berharap agar kamu bisa berada disampingku, setiap saat
setiap hari dan bahkan selamanya. Jangan pernah lagi menjadi pembenci, karena
itu rinduku padamu sebesar samudra tak sanggup untuk ku simpan terus menerus
dalam-dalam. Sejak lama memang aku sudah menyadari itu, namun kamu memang
seolah tak peka dan tak peduli. Akulah yang harus memendamnya selama ini.
Memendam dalam-dalam rasa ini yang telah lama mati.